Rabu, 10 Mei 2017

Buku Harian Perempuan Pejuang Rindu

0



Kamis, 27 April 2017

05.00 WIB
Aku terbangun dari mimpiku tentang kehilanganmu. Bening menderai. Alam bawah sadarku meng gerakkan tanganku untuk menghubungimu. Via telepon. "Aku tidak mau kehilanganmu dengan cara apa pun. Aku ingin kita bersama. Selamanya," suara lirihku yang diiringi isak tangis menyatakan kalimat itu dengan tulus. Tidak mengada-ada. Kau menenangkanku, menyelamatkanku dari mimpi burukku. Tetapi, semakin aku mendengar suaramu, semakin pecah tangisku. "Aku ingin suara ini yang membangunkanku setiap harinya dan mengajakku untuk bersimpuh dan bersujud di dua pertiga malam-Nya. Aku ingin bahu pemilik suara ini yang menjadi sandaranku tiapkali aku bersedih. Aku ingin tubuh pemilik suara ini yang menjadi penopangku saat lemahku," pintaku. Meski kau tak dengar, malaikat sudah mencatatnya.

20.30 WIB
Kau sungguh tega melukai hati perempuan pemilik cinta yang hanya mengatasnamakan NAMAMU di hatinya. Tidakkah kau tahu, sesalah-salahnya perempuan, tak pernah ada kata PANTAS bagi seorang lelaki untuk berkata kasar kepada perempuan itu, jua mencaci-makinya. Hati perempuan ibarat kapas. Kapas, mudah diterbangkan oleh angin. Seperti hati perempuan yang gampang sekali terluka. Barangkali pemahamanmu masih dangkal mengenai perihal ini. Belajarlah. Saat kau asyik bercengkrama dengan perempuanmu, pikirkanlah kata-kata yang indah, kata-kata yang menyejukkan hati, tak melukai perasaannya. Sebab hati perempuan mencatat setiap kata-kata yang pernah diucapkan lelakinya. Terlebih saat emosi meluap, ingatlah dengan siapa kau sedang berbicara. Pantaskah ego itu menyayat hati yang penuh dengan cinta yang tulus?

Senin, 1 Mei 2017

Segitu saja cintamu? Mana cinta yang besar, cinta yang selamanya, yang selalu kau ucapkan itu? Tidakkah kau menginginkanku menemani hari-harimu lagi? Tidakkah kau membutuhkanku lagi? Tak inginkah kaudengar ceritaku tentang bintang di langit? Tak inginkah kaudengar perjuanganku menikmati rindu ini?Akankah rindu ini akan tetap menjadi rindu? Tanpa pertemuan? Berkali-kali kau hancurkan benteng pertahananku. Hati ini lemah. Hati ini mudah terluka. Terlebih karena kata-kata pedasmu. Kata-kata yang tak sepantasnya aku dengar dari seorang lelaki sepertimu. Ayolah. Bangun dari ketidaksadaranmu. Sering kali kau terjebak dalam lautan amarah. Ego yang menenggelamkan cintamu.

Rabu, 3 Mei 2017

Tak dapat lagi rasanya aku membendung air mata. Oleh sebabnya, aku biarkan mereka mengalir sederas-derasnya. Sungguh duka terlalu menyesakkan dada. Hatiku serasa penuh oleh luka. Disesaki oleh lara. Adakah ruang tambahan untuk mengungsikan sementara duka-duka ini? Hatiku sudah penuh. Sebentar lagi akan meluap. Benar-benar tak ada lagi ruang kosong tersisa. Jua untuk bahagiaku. Mereka yang jumlahnya lebih sedikit dibanding duka telah dijajah. Duka, luka, sedih, lara dan sebangsa mereka telah menguasai hatiku. Bisa saja mereka mengusir bahagiaku. Sekali terucapkan, selamanya hatiku akan mencatatnya. Di telingaku saja selalu terngiang-ngiang kalimat tak berperasaan itu. Imajiku membayangkan ekspresi wajahmu ketika melontarkan kalimat itu. Tentu saja tak ada sedikitpun senyuman. Ekspresi wajah penuh kemarahan, luapan emosi, Hatiku masih terkejut dengan kejadian itu.

Senin, 8 Mei 2017

Aku takut jika suatu hari nanti hatiku sudah tak sanggup lagi menampung luka ini. Tapi aku juga tak kuasa mengingkari janji setia yang telah diikrarkan oleh hatiku yang kau dengar dengan nyata lewat lisanku. Itu semata-mata adalah instruksi dari hatiku. Hati yang sedang terluka ini, lebih yakin dari hati yang kaupunya. Yakin bahwa jari-jari tanganmu lah yang akan menghapus tetesan air mata yang menitik di pipiku. Yakin bahwa kaulah yang akan melukis senyuman di bibirku dengan sejuta warna tinta yang kaupunya. Itu sebabnya aku tak terlalu menaruh curiga kepadamu. Layaknya anak perempuan kepada bapaknya. Begitulah rasa percayaku. Mereka membina cinta. Tanpa ada rasa takut akan diduakan. Karena mereka saling meyakini akan sejatinya cinta yang mereka miliki. Tak bisa dipungkiri, kau telah menyebabkan hatiku jatuh ke dalam keadaan yang sangat melarat.

Sabtu, 14 Mei 2017

Sejatinya, hatiku sudah mencatat tentang kata-kata itu. Masih tersimpan dengan baik dan rapi tanpa ada satu pun bagian yang cacat atau pun hilang. Air mataku ternyata tak mampu menjadi eraser yang berkualitas tinggi. Sekali terucapkan, sekali terdengar, hati perempuan akan menyimpan sebagai catatan abadi yang terus menghasilkan luka. Wahai para lelaki, berhati-hatilah dalam menjaga hati perempuanmu. Jadilah peneduh jiwanya yang kacau, jadilah alasan mengapa ia bahagia.

Rabu, 7 Juni 2017

Kau tahu apa definisi rindu? 
Untuk kekawanku yang terlalu sering berucap tentang rindu, tapi tak paham benar sejatinya definisi rindu.
Menurut kamus bahasa di pustaka hatiku, rindu bukan soal keinginan akan sebuah pertemuan setelah sekian lama ribuan kilometer jarak yang membentang memisahkan. Tapi, rindu adalah harapan dan keinginan menyaksikan wajah tanpa ada yang menghalangi pandangan-wajah yang selalu inginku lihat "tersenyum tulus" padaku, wajah yang tak akan kubiarkan bersendu, wajah yang aku inginkan menyambutku di pagi hari ketika terjaga dari mimpi panjang semalaman dan di malam hari ketika kembali menjemput mimpi kemarin.

0 komentar:

Posting Komentar